Senin, 25 Januari 2016

NII MASA KINI

 NII DI MASA KINI
Oleh : Taufiq. RS. Wirapradja



REALITAS NII SAAT INI

Potensi yang dimilliki NII dan yang bisa dimanfaatkan NII. Dalam majalah Sabili edisi tentang perjuangan umat Islam bangsa Indonesia tertulis terjadi kekosongan upaya umat Islam dari tahun 1951-1965. Seolah-olah umat Islam pada saat itu 'sedang tidur' dan mengalah kepada komunis. Padahal kalau kita mau jujur, diera tsb lah upaya umat Islam bangsa Indonesia dalam 'top performance'. 1949-1962. Jihad revolusi Islam berdentang di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi, Kalimantan dan Aceh untuk mempertahankan NKA NII yang diproklamasikan pada 7 Agustus 1949. Dan Hukum syariat Islam secara kaffah sempat berlaku di Negara Basis NKA NII, di Garut selama lebih dari 2 tahun. Barakah dan karunia Allah melimpah di sana (QS:7/96).
Warisan dari kebesaran sejarah diatas bagaimanapun masih tersisa sampai era sekarang, makanya walaupun dihujat dari sana sini, difitnah, dicemari KW9, ideologi NII masih tetap menjadi magnit bagi berbagai kalangan, terutama kalangan muda yang bersih dari ideologi Islam kolot, jumud dan kaku macam NU.

Apa potensi yang dimiliki NII dan yang bisa dimanfaatkan NII untuk bisa muncul kembali dalam era ini. Saya berusaha memaparkan di bawah ini sbb:
  1. Basis massa tradisional yang kuat di daerah-daerah bekas negara basis NII. Potensi ini yang tidak dimiliki Partai Keadilan yang paling Islami dibanding partai lain, mereka masih belum mampu menjangkau massa di daerah. Dukungan mereka baru terutama dari kalngan kampus dan perkotaan.
  2. Angkatan muda yang militan dari berbagai kalangan. Terutama para alumnus dari jihad Afghan dan Moro yang saat ini masih tersebar namun belum dikristalkan dalam barisan yang shaffan (QS:61/4). Mereka saat ini ikut bergerak di jihad Maluku. Meskipun tidak serapi dan sesistematis kaderisasi jamaah ikhwan, DI-NII telah melahirkan regenarasi. Di era sekarang kader-kader muda mulai bangkit, merekalah yang lebih progresif dan masih relatif bersih dari faksiisme, dari bibit perpecahan generasi orang tua. Mereka lebih lapang dada dan terbuka terhadap kawan seideologi dan senegara meskipun berbeda kW atau faksi.
  3. Era keterbukaan dalam era reformasi ini, di mana terjadi kebangkitan ideologi-idelologi lama yang selama ini terkubur. Kalau Gus Dur saja mau menghapus TAP MPRS XXV/1966 tentang pelarangan ajaran komunis, mengapa tidak ajaran Islam bernegara, ajaran NII dibangkitkan kembali. Biarlah masyarakat yang memilih yang mereka sukai. Bukankah dalam UUD 45 tidak ada larangan berideologi lain selain Pancasila.
  4. Penindasan thd umat Islam yang terjadi secara massal dan sistematis di Aceh, Banyuwangi-Jawa Timur, Maluku, korbannya bahkan melebihi korban perang betulan antar negara. Kalau penindasan dan pembunuhan thd kaum muslimin tidak bisa dihentikan maka akan terjadi suatu titik kulminasi (QS;22/39; 4/75) dimana pada akhirnya kaum muslimin merasakan panggilan jihad sebagai fardhu ain karena tidak pedulinya pemerintahan dalam melindungi umat Isam seperti yang dilakukan oleh Lasykar Jihad baru-baru ini." Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena seusngguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu". (QS:22/39)
  5. Kristenisasi yang gencar di Republik. Sejak tahun 1976 telah dicanangkan Dewan Gereja Dunia (DGD) agar Indonesia menjadi Negara kristen dalam 50 tahun. Tonggak pertama yang dipasang adalah di Padang dengan pendirian Gereja dan rumah sakit Emannuel.Mereka memilih Sumbar bukan Sumut, karena dinilai bahwa Sumbar adalah jantung Islam di sumatra yang pertama kali harus ditembus. Bila Kristenisasi di Sumbar berhasil, maka seluruh Sumatra dapat di Kristenkan. Hampir bersamaan dengan saat itu, dididirikan pula mesjid dari Yayasan Amal Bhakti Pancasila. Langkah DGD dulu disambut dengan gerakan Komando Jihad dari tokoh Darul Islam, terutama di Medan. Tujuan Komando Jihad dari para tokoh DI adalah untuk membangkitkan Revolusi Islam di Indonesia dan menentang Kristenisasi serta Pancasilalisasi. Paling tidak upaya para tokoh DI tsb menghambat laju Kristenisasi di Padang, Sumbar. 25 tahun tanpa terasa sudah berlalu, kini kita dikagetkan dengan kasus kristenisasi di Padang yang makin menghebat, kasus Wawah dan yang lainnya. Keberanian mereka paling tidak menjadi suatu indikator keberhasilan upaya Kristenisasi. Upaya damai telah mereka lakukan, bukan tidak mungkin selanjutnya mereka memulai dengan upaya via kekerasan seperti yang terjadi di Maluku.
  6. Jebloknya pemerintahan Gus Dur meskipun dukungan terhadap Gus Dur masih kuat, namun sepertinya tinggal menunggu waktu saja. Orang akan bosan dengan pemipin yang mencla-mencle, tidak konsisten dan arogan serta meremehkan orang lain. Jiwa Yahudi dalam hati Gus Dur akan tercium juga cepat atau lambat. Akibat yang ditimbulkan pemerintah Gus Dur lebih parah dari pemerintahan Habibie. Apa pasal? Selain kekacauan dari kinerja kabinet, setiap bulan selalu ada pemecatan Mentri, kacaunya penyelesaian pemulihan ekonomi negara, selama kekacauan berlangsung tanpa terasa namun pasti aset penting Indonesia satu demi satu diakuisisi bangsa lain, terutama oleh Yahudi melaui George Soros.

Akan muncul suatu momen dimana umat islam sudah merasa 'sangat gerah', mereka insyaf bahwa memang Gus Dur sudah menjadi anak durhaka yang tidak bisa diajak taubat . Sinyal tsb sudah bisa kita rasakan sekarang. Mereka akan membuat impeachment, minta Gus Dur mundur. Lalu apakah kondisi bisa aman setelah Gus Dur turun. Lalu siapa penggantinya? Megawati? Wanita yang kurang pendidikan, kurang wawasan dan arogan tidak akan mungkin bisa memimpin bangsa Indonesia. Kita tunggu saja Sidang Umum MPR bulan Agustus nanti.

Kalau sudah begitu, mudah-mudah sinergisasi dari keenam hal di atas bisa dimanfaatkan, perintah berhijrah kepada kaum Muslimin akan sangat bergema. "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?". Mereka menjawab:"Adalah kami orang-orang yang tertindas di negri (Mekah). Para malaikat berkata: Bukankah bumi Allah ini luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?. "(QS:4/97) "Barangsiapa yang berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak.."(QS:4/100).

Hijrah dalam makna berpindah ideologi, berganti sistem dari sistem kafir ke sistem Islam, memasuki Negara Karuni Allahlah adalah solusinya. Mudah-mudahan NKA NII akan dimasuki kader-kader Islam potensial yang menyegarakan ketertinggalan dan kelambanan dari para tokoh NII yang sekarang. NKA NII membutuhkan Umar, Khalid, Amr bin Ash,. Kader-kader potensial dari kalangan militer dan cendekiawan yang bisa memperkaya NII.

Permasalahan NII saat ini dan solusinya dengan Paradigma baru yang harus dikembangkan. Khalifah Umar ra. mewasiatkan kepada pasukan yang dpimpin Saad bin Abi Waqash ra. Ke qadisya untuk membekali diri yang utama dengan takwa, dinyatakan oleh beliau bahwa karena banyak dosalah yang membuat hilangnya pertolongan Allah. Kelebihan kaum muslimin adalah pada takwanya kpd Allah. Bila kaum muslimin melakukan kemaksiatan seperti kemaksiatan musuh kita maka hilanglah kekuatannya. Kaum muslimin kalah dalam jumlah dan perlengakapan maka sudah pasti kita akan kalah. Di NKRI berjangkit penyakit KKN yang mewabah yang menyebabkan kebangkrutan negara. Apakah di NII juga bebas KNN dalam makna yang mungkin relatif hampir sama namun dalam versi yang berbeda.

Simbolisasi orang tua, yang seolah-olah mereka spt mahluk keramat yang ma'sum tanpa dosa, tidak amanah terhadap uang umat, krisis kepemimpinan, banyak berbantahan, faksi satu menjelekan faksi lain atau sebaliknya, sehingga akhirnya hilanglah sudah pertolongan Allah.

PERMASALAHAN NII SAAT INI

A. PERSELISIHAN INTERNAL ANTARA FAKSI-FAKSI BESAR

Perselisihan internal antara faksi-faksi besar terutama antara faksi Mama Masduki dengan faksi Bp.Tahmid. Dalam beberapa kali pertemuan silaturahim akbar para pemimpin teras NII berakhir tanpa hasil yang merumuskan suatu keputusan yang berprogress dan berfollow up. Para orang tua yang seharusnya sudah udzur dalam kepemimpinan sebaiknya mundur dari jabatannya, biarkanlah mereka menjadi sesepuh mendorong generasi muda yang lebih mumpuni. Mandeg pandito tut wuri handayani kalau mrengikuti istilah Suharto.
Diakui atau tidak, memang dalam manajemen komunikasi dan bargaining para orang tua masih lemah. Ego masing-masing masih kuat, dan yang disayangkan juga mereka kurang memberikan kesempatan pada generasi muda yang lebih segar dan masih relatif bersih dari kontaminasi faksiisme. Kepemiimpinan baiknya diserahkan kepada mereka yang lebih amanah dari berani, kalau perlu masing-masing calon pemimpin memberikan presentasi untuk program mereka sepanjang selaras etika Islam.

Saat ini memang generasi muda masih kikuk untuk memimpin bila belum ada restu dari orang tua, namun yang pasti generasi akan berganti. Insya Allah cepat atau lambat generasi yang lebih baik lah yang akan memimpin. (QS:5/54)

B. CITRA KELAM NII AKIBAT KW 9 ABU TOTO

Umat Islam menjadi alergi dengan NII karena yang mereka ketahui tentang NII adalah bahwa gerakan NII boleh tidak shalat, banyak mengakibatkan siswa putus sekolah, terjadi eksploitasi infak, penghalalan fa'I, boleh tidak berjilbab, pemfasean masa Shalat Mekah-Madinah dsb.

Dari surat M. Baehakin yang meminta NII supaya lebih terbuka bisa kita baca bahwa NII yang dia maksud adalah NII KW 9 Abi Toto. Masalah pendidikan adalah fardu ain bagi setiap warga. Warga yang cerdas dan kuat lebih dicintai Allah daripada warga yang lemah dan bodoh.

Untuk masalah shalat, di dalam NII tidak ada periodisasi mengenai ibadah mahdhoh Mekah-Madinah, perlu diketahui bahwa dalam Tuntunan IV pasal 24 (KUHP NII), pada pasal yang berjudul Tarikushshalat (orang yang meninggalkan shalat ) tertera sbb:
1. Siapa orang yang meninggalkan shalat dengan beri'tiqad tidak mewajibkan shalat, dijatuhi hukuman sebagaimana termaktub dalam pasal 23 ayat 1,2 dan 3 . (diperlakukan sebagai murtad dari Al Islam)
2. Siapa yang sengaja meninggalkan shalat dengan beri'tiqad bahwa shalat itu tidak wajib, maka imam wajib memerintahkan shalat.
3. Jika ia tidak mau menurut, ia dijatuhi hukuman berat (hukuman mati)
4. Orang yang meninggalkan shalat karena lupa atau tertidur, tidak ada hukumannya, hanya diwajibkan membayar shalatnya (sholat segera setelah dia ingat).
5. Orang abid (budak belian-tawanan perang dari front Darul Kuffar-pen) hukumannya setengah hukuman orang merdeka.

Jadi jelas bahwa hukuman bagi orang Islam warga NII yang meninggalkan shalat, maksimal hukumannya adalah hukuman mati.

Di internet sudah sering dibahas tentang bahaya kelompok yang mengatasnamakan NII dengan pola gerak yang sangat tidak Islami. Dan buku Sepak Terjang KW9 Abi Toto menyelewengkan NKA NII pasca Imam SMK terbitan Madani Press yang cetakannya sudah lebih dari tiga kali sepertinya juga tidak cukup untuk mengcounter langkah mereka. Langkah mereka memang lebih progressif dibandingkan publikasi melaui buku ataupun internet. Da'wah inter personal KW 9 Toto diakui memang lebih efektif disbanding da'wah via media cetak dan media elektronik.

Melihat kondisi di atas pemerintah resmi NII baiknya cepat atau lambat memberikan press release kepada masyarkat tentang NII yang menyeleweng, KW9 Abi Toto karena image yang buruk tentang NII sulit dihilangkan bila tidak ada langkah dari pmerintah resmi yang berwibawa untuk menrtibkan penyelwengan di dalam tubuh NII. Press release ini dapat melalui internet bila masalah keamanan menjadi permasalahan.

Ada rencana memang dari para alumnus KW 9 Toto meminta melalui KONTRAS untuk menuntut Abu Toto yang telah menghilangkan banyak mahasiswa, mengeksploitasi umat, menghancurkan masa depan umat. Mungkin rencana tsb bisa dijadikan solusi jangka pendek.

C. KURANG PEMBERIAN KESEMPATAN KEPADA KADER MUDA

Dalam beberapa kasus akibat frustasi menunggu orang tua akur, menunggu program, beberapa aktivis DI malah membuat inisiatif sendiri, mereka membuat project sendiri tanpa koordinasi dengan orang tua. Akhirnya munculah AMIN dan yang lainnya. Sayang memang potensi yang baik bila tidak terorganisir dengan baik kan mudah dikalahkan.

D. IMAGE NII RADIKAL DAN MUDAH MENGKAFIRKAN SELAIN NII

Dalam artikel Ahmad Sudirman pernah ditulis bagaimana konsekuensi berat dari qanun asasi dan maklumat Imam NII. Di luar Darul Islam adalah Darul Harb. Harus diperangi Darul Harb sehingga menjadi di bawah Darul Islam. DIII (darul kufar) menjadi DII (darul yang sebagian dikuasai Islam sebagian dikuasai kafir) selanjutnya DII menjadi DI (Darul Islam).

1. Pertanyaan saya adalah? Apakah sekarang sudah ada DI, Daerah I, Dearah basis, Darul Islam. Sebelum ada perintah hijrah, bercampur baurnya antara umat Islam dan umat kafir dalam ideologi kafir maka qanun asasi dan maklumat Imam NII yang memuat hal tsb belum dapat diimplementasikan. Orang yang kafir dari umat Islam adalah orang yang melakukan tindak kekafiran, mereka melakukan hal yang membatalkan syahadat seperti yang ditulis oleh Muhammad Abdul Wahab dalam 10 hal yang membatalkan syhadat, selain itu mereka adalah umat Islam yang tertindas yang harus dibebaskan (QS:4/75, 4/97).

2. Para pendahulu DI dikenal sebagai orang yang humanis dan menghargai kebebasan beragama umat lain seuai pasal satu qanun assai ayat 3. Sikap humanis dan menghormati hak asasi manusia inilah yang dimanfaatkan TNI di bawah pimpinan A.H Nasution dengan operasi PAGAR BETIS (pasukan gerakan berantas tentara Islam). Dengan tameng sipil tak berdosa, TNI dapat mendesak TII hingga terpaksa turun gunung. TNI meyakini bahwa TII tidak akan tega untuk menembaki tameng sipil tak berdosa. Keyakinan mereka memang benar.

3. Gerakan radikal DI selalu mengacu kepada kitabullah dan hadist, jadi ada etika dalam Jihad yang tentunya tidak sembarangan.

4. Kekurang mampuan dari NII untuk mengakomodasi aspirasi umat Islam. Banyaknya jamaah yang bermazhab impor dari Timur Tengah, pakistan dan India telah banyak berkembang di Indonesia. Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, Jamaah Tabligh, Salafi dll. Kalau bicara di Indonesia memang NII lah yang paling senior dan memiliki realitas sejarah. Idealnya dalam etika berjamaah, jamaah yang yunior mengikuti jamaah yang senior. Alangkah baiknya kalau NII mampu mengakomodasi jamaah-jamaah di atas, dan jamaah-jamaah tsb mau memasuki NII. Sesudah itu kalau perlu dibentuk lagi majlis Islam seperti tahun 1948. Pilihlah dari kongres majelis Islam itu pemimpin yang amanah, yang siap memimpin jihad, yang konsekuen, yang paling mumpuni.

NII saat ini memang masih kekurangan pemikir yang berkaliber tinggi, idealnya sekaliber Dr. Yusuf Qardawi, sehingga sering kali umatnya bingung bagaimana harus bertindak di era sekarang ini, mensiasati keadaan dalam koridor Al Qur'an, Hadist, qanun asasi dan PDB. Mungkin saja muncul Zaid bin Tsabit atau Ali bin Abi Thalib dari luar NII yang mampu mereimplementasikan qanun asasi dan PDB dalam era kontemporer saat ini.

Saran saya kepada kaum muslimin di Indonesia, mari bergabung dan perbaikilah keadaan NII saat ini, jangan kita hanya bisa menilai dari luar, karena NII milik kita. Sempurnakan pemikiran-pemikiran kita dan sempurnakan NII hingga kita dan NII benar-benar ada dalam ke-Islaman yang Kaffah. Janganlah kita susah-payah membentuk dan mendirikan negara baru atau berusaha mengislamkan Negara yang sudah nyata-nyata anti Islam, tapi besarkan dan bangunlah Tumpah darah Islam, Insya Allah mereka akan mengikuti NII.

Andaikata saudara melihat oknum-oknum NII yang keluar dari aturan-aturan Illahi, maka saudara hanya melihat oknum-oknum itulah yang sesat, dan bila saudara menilai ada kebijasanaan NII yang kurang sesuaidengan Islam, koreksi dan perbaikilah, karena kebijaksanaan itu dihadirkan oleh manusia (yang tentunya tidak sempurna) tetap tegak dan teguhlah melaksanakan Islam dan Proklamasi NII. Untuk memperbaiki kondisi NII tidak hanya dapat dengan kita bicara disini tetapi kita harus melangkah dan membangun NII dari dalam. Katakanlah sesat pada orang-orang yang tidak mengindahkan dan melaksanakan Al Qur'an dan Sunnah baik yang ada diluar maupun yang mengaku warga negara NII, tapi berpikirlah dengan bijak NII secara Institusi, tidak pernah menghendaki kesesatan.

Insya Allah kita mampu berdaya upaya, sehingga daya dan upaya yang diberikan Allah kepada kita, tempat. Hijrah yang luas akan kita dapati, tinggal kita sanggup keluar dari Republik yang mungkin sampai hari ini sangat kita cintai. Di Republik Indonesia atau dimanapun kita tetap hidup dibumi Allah, bedanya di Republik kita tertindas hingga kita tidak bisa ber-Islam dengan sempurna, di Republik kita hanya sanggup menjalankan Shalat dan berjilbab, tapi kita tetap memakan uang riba. Ingatlah Islam tidak hanya menggariskan penghambaan secara vartical, melainkan juga penghambaan secara horizontal (yang justru lebih banyak diatur Al-Qur'an). Di Republik kita hanya berbicara tentang kekuasaan sebagaimana niat berdirinya Negara dalam Proklamasi 17 Agustus 1945, hingga memperjuangkan Islam di Republik hanya sebatas kekuasaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar